SatuSeduh
Relationship

Raim Laode: Belajar Menjadi Manusia Seutuhnya

Dipublikasikan pada 5 Mei 2025

Pernahkah kamu merasa waktu berjalan begitu cepat, dan tiba-tiba kamu menyadari bahwa hidup bukan sekadar mengejar mimpi, tapi juga membangun warisan?

Itulah yang dirasakan Raim Laude, komedian, musisi, dan kini seorang suami serta ayah, saat ia merefleksikan hidupnya. Dalam sebuah obrolan santai namun dalam, Raim membagikan kisah perubahan hidupnya selama setahun terakhir. Tak hanya soal karier, tapi juga tentang cinta, keluarga, dan makna hidup yang sesungguhnya.


🎀 Dari Musisi Jadi Seniman Sejati

Raim menjelaskan perbedaan besar antara merilis lagu sebagai selebriti dan sebagai musisi sejati. Bagi dia, album adalah cara bercerita, bukan sekadar pamer lagu hits. "Satu album yang utuh bisa meninggalkan kesan lebih mendalam daripada sepuluh single yang terpisah," katanya. Ini menunjukkan bahwa kualitas, bukan kuantitas, adalah hal yang lebih penting dalam berkarya.

Pelajaran: Jangan kejar pengakuan instan. Fokuslah pada proses dan integritas karya.

Aksi Nyata: Kalau kamu suka berkarya, entah itu menulis, menggambar, atau membuat konten, cobalah buat satu proyek utuh yang bermakna. Bukan cuma untuk dipamerkan, tapi untuk dikenang.


πŸŽ‚ Usia 30 vs 40: Bukan Soal Tua, Tapi Soal Fokus

Raim membandingkan usia 30 dan 40 dengan jujur dan reflektif. Di usia 30, masih banyak hal terasa seperti petualangan. Tapi di usia 40? Ada kesadaran bahwa waktu tak bisa diulang. Ini membuatnya lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting: keluarga, warisan, dan nilai hidup.

Pelajaran: Waktu adalah aset paling berharga. Gunakan dengan bijak sebelum kamu kehabisan.

Aksi Nyata: Ambil waktu akhir pekan ini untuk mengevaluasi apa yang sedang kamu kejar. Apakah itu benar-benar berarti? Atau cuma kebiasaan tanpa tujuan?


πŸ’ Pernikahan Seperti Investasi

Buat Raim, pernikahan bukan soal cinta yang selalu berbunga. Justru seperti investasi: bertumbuh pelan-pelan lewat kepercayaan, komunikasi, dan tantangan bersama. Radit menjelaskan bahwa, dia menyamakan hubungannya dengan Anisa, istrinya, dengan bunga majemuk dalam dunia finansial. Hasilnya tidak instan, tapi eksponensial.

Pelajaran: Hubungan sehat dibangun, bukan ditemukan.

Aksi Nyata: Luangkan waktu berkualitas bersama pasangan atau orang terdekat. Bukan scrolling bareng, tapi benar-benar ngobrol. Tanyakan, "Apa yang bikin kamu bahagia akhir-akhir ini?"


πŸ’­ Berkarya di Tengah Kritik

Sebagai publik figur, Raim tak lepas dari kritik. Tapi ia belajar menyaring mana kritik yang membangun dan mana yang hanya sekadar suara bising. β€œFokus ke tujuan, bukan ke komentar,” ujarnya.

Pelajaran: Validasi terbaik datang dari dalam, bukan dari likes atau komentar.

Aksi Nyata: Saat kamu merasa terjebak membandingkan diri di media sosial, matikan sejenak notifikasi. Tulis 3 hal yang kamu banggakan dari dirimu hari ini.


πŸ‘¨β€πŸ‘©β€πŸ‘§ Jadi Ayah, Jadi Manusia Baru

Menjadi ayah membuat Raim melihat pasangannya dari sudut pandang baru, bukan hanya sebagai istri, tapi partner hidup sejati. Ia belajar bahwa hubungan yang dalam tumbuh lewat perubahan peran, bukan meski romantis setiap hari.

Pelajaran: Cinta sejati bukan soal perasaan konstan, tapi komitmen konstan.

Aksi Nyata: Apresiasi pasangan atau orang tua hari ini. Sederhana saja: kirim pesan β€œTerima kasih karena selalu ada.”


Penutup: Hidup Itu Maraton, Bukan Sprint

Obrolan Raim Laude ini mengingatkan kita bahwa hidup bukan soal cepat-cepat sampai, tapi soal siapa yang tumbuh bersama kita dalam perjalanan. Dari panggung ke dapur rumah, dari studio ke kamar anak, semua punya cerita. Dan cerita itu, kalau ditulis dengan jujur, bisa jadi warisan yang abadi.

Apa yang kamu ingin orang kenang darimu nanti? Mungkin hari ini adalah waktu terbaik untuk mulai menulis bab pertama.